Tugas
Manajemen Strategi
Studi kasus : 25 N
Madoff “No Questions
asked”
Oleh
Kelompok 4
Nama
|
NIM
|
Dosen Wali
|
Ardjuna Sali
saban
|
08 46 25
|
Drs.
Nithanel Pandie, MM
|
Erny R Haba
|
08 46 18
|
Drs. Nithanel Pandie, MM
|
Fatmawati
Bahren
|
06 46 61
|
Drs. Nithanel
Pandie, MM
|
Frasiska
hertita
|
10 47 86
|
Drs. Ec. Erly laukoli
|
Yohanes E.
Beda
|
08 46 20
|
Drs.
Nithanel Pandie, MM
|
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
KUPANG
2011
Kata pengantar
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Strategi Ibu Anggraeny Paridy SE, Msi yang memberikan masukan dalam
pembuatan makalah ini juga tak lupa pada teman-teman yang membantu secara
langsung maupun secara tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Studi
kasus 25-N dimana Mr madoff melakukan suatu tindakan penipuan investasi
securitas di New York dan Florida, dan juga di bahan mengenai strategi bisnis
yang digunakan dalam pencapaian tujuan perusahaan dalam hal ini strategi dalam
menghadapi investasi yang akan dilakukan
Makalah ini di tujukan kepada masyarakat umum agar
mengerti tentang manajemen strategi dan investasi securitas dan juga terlebih
khususnya kalangan mahasiswa agar dapat memberikan pengetahuan yang lebih
mendalam akan Manajemen strategi. Dalam makalah ini penulis sadar akan adanya
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca
Penulis,
Daftar isi
Halaman
judul………………………………………………………………..
Kata
pengantar………………………………………………………………. i
Daftar
isi…………………………………………………………………….. ii
Bab
1 pendahuluan………………………………………………………….. 1
1.1 latar belakang………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
Bab
2 Pembahasan………………………………………………………….. 3
2.1 Studi kasus…………………………………………………….. 3
2.2 Tindakan Penipuan Investasi Bernard
Madoff……………….. 10
2.3 Manajemen Strategi dalam
menghadapi ancaman…………….... 11
Bab
3 Penutup……………………………………………………………… 13
3.1 kesimpilan…………………………………………………….. 13
3.2 saran………………………………………………………….. 13
Bab
1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam
perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas
diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin
kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya
ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal
ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt & R.
Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV)
Sistem manajemen strategis adalah proses
merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi secara terus
menerus secara terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih untuk
mencapai tujuan tertentu. Pada mulanya, sistem manajemen strategis bercirikan:
mengandalkan anggaran tahunan, berjangka panjang dan berfokus pada kinerja
keuangan. Penerapan sistem manajemen strategis yang demikian di banyak
perusahaan swasta mengalami kegagalan. Manajemen biasanya didefinisikan sebagai
fungsi manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses. Proses
merupakan suatu cara sistematik yang sudah ditetapkan untuk melakukan kegiatan.
Dengan merujuk pada definisi diatas, maka majemen berarti suatu proses yang
menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
Manajemen strategi diperlukan untuk mengetahui akan
adanya ancaman penipuan dalam investasi dimana di bahas dalam makalah ini
adalah kasus Bernard Madoff yang melakukan skema ponzi untuk menipu
investor-investor.
Salah satu
implementasi dari manajemen strategi dimana perlu adanya pengambilan keputusan
dalam menghadapi ancaman, untuk dipelajari apakah suatu investasi yang benilai
sangat tinggi tersebut tidak mengandung suatu penipuan Karena jika manajemen
mengambil keputusan untuk berinvestasi atas dasar kepercayaan, atas dasar
keinginan(tergiur) dengan tingkat pengembalian yang besar tanpa menyadari
adanya suatu tindakan penipuan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Manajemen
strategi di perlukan sebagai sarana dalam mengambil keputusan strategis
tersebut
1.2 Rumusan Masalah
-
Studi Kasus Mr.
Bernard Madoff
-
Bagaimana
Strategi Yang digunakan Bernard Madoff dalam melakukan penipuan investasi
securitas
-
Apa yang dapat
dilakukan Manajemen strategi dalam menghadapi Ancaman penipuan seperti yang
dilakukan Bernard Madoff
1.3 Tujuan
-
Mengetahui Kasus
Mr Bernard Madoff dengan penipuan investasi berbasis Skema Ponzi
-
Mengetahui
tindakan dan strategi yang digunakan Mr madoff dalam melakukan penipuan
securitas terhadap investor
-
Manajemen
strategi dalam suatu pengambilan keputusan suatu investasi agar terlepas dari
ancaman
Bab 2
Pembahasan
2.1
Studi Kasus
KASUS 25N : MADOFF NO QUESTIONS ASKED
The
Madoff scandal. High and unusually
consistent returns raised suspicions in some investors but let many more
to suspend disbelief.
Looking down on
a sunlit Manhattan skyline from the seaplane carrying him to
Work, Bernard Madoff must have felt on top of the world.
In the late 1980s, when his morning
routine involved a short hop from Long Island to the East River, a
stone’s throw from his office in New York’s financial district, Mr Madoff was
just another successful Wall Street operator.
A prominent member of the securities
industry with deep ties to the wealthy Jewish community that divides its time
between New York and Florida, Mr Madoff Had an otherwise fairly ordinary
lifestyle and could have been forgiven the
Extravagant touch of an aerial commute.
But after last week , when US
prosecutors say he confessed to what could Be the largest fraud ever
perpetrated, nothing will ever be ordinary again for the 70-year-old Mr Madoff
There
will be no more seaplanes after a court ordered Mr Madoff to submit to
electronic monitoring and remain in his
manhattan duplex daily from 7pm to 9 am. Gone ,too,is the adulation of the
rich investors who used to beg
“Bernie” to take Their money-replaced
by the shock and pain of huge financial losses
and betrayal of trust.
As
details begin to emerge of a “Ponzi scheme” that is
alleged to have Swindled
up to $50bn (£33bn,€36bn) from investors ranging from HSBC, the
giant UK bank, to the
charity of Steven Spielberg, the film
director, one central question Remains unanswered .How could Bernie have duped so many investors for so long?
Those who met
Mr Madoff during a career that
began in 1960, when he
Founded his securities
firm with $5,000 earned installing garden sprinklers and patrolling Long Island beaches, talk of a private,
self-effacing man.”The last thing
Bernie Madoff wanted was publicity,”
says one of his fellow travellers on the East River seaplane.
Affable and
polite but not overly talkative, Mr Madoff was active on the social and charity
scenes in Manhattan
and Palm Beach - the Florida town
that serves as an escape hatch for rich
New Yorkes
Yet
despite his wealth – he owns a
yacht and houses in palm Beach and Cap
d’Antibes in France as well as his Upper
East Side apartment – Mr Madoff did not stand out
from the crowd of well- off
middle- aged people with whom he
socialised. “He was low-key,” recalls Charles
Gradante, a hedge fund adviser
who met him regularly on the Palm Beach
social circuit.”When I saw him at cocktail parties, he Would be
in the corner and investors would sometimes go ever to him. He didn’t
Have a charismatic presence; he wasn’t
exuding confidence.”
Senio Figliozzi, owner of the
Everglades Barber Shop in Palm Beach, cut
his hair and gave him facials, manicures and pedicures for 17 years but
rarely heard Him talk about
business .He describes Mr Madoff as a “very nice man
who was always polite and gentlemanly” and tipped
the standard 20 per cent.
But
behind that everyman persona Mr Madoff
weaved a complex web of
connections that lured more and more investors into his fold .Ponzi schemes-Pyramid arrangements
named after the
Italian immigrant to the US who
first attempted the scam
in the 1920s - are
relatively unsophisticated frauds
in which the organisers
repay old investors
not with genuine gains but with fund from new investors. Investigators allege that Mr Madoff’s was
in operation from at least 2005
if he did indeed
craft one, there were no outward signs when , more than a dacade ago , Mr Madoff added an investment firm
to his brokerage house and later
moved to the tall, thin midtown skyscraper
known as the Lipstick
Building. With a reputation
as a leading market-maker ─ the
middle-man between buyers and
sellers - on Nasdaq , the
stock market he chaired for
a few years, Mr Madoff was not
unusual in moving from broking to
investing.
Nor
did it seem strange
that, as a self –made man of a
certain standing in the Jewish community , Mr Madoff’s should tap
his friends and acquaintances
in New York society
and Palm Beach’s exclusive Country Club.
To
be sure. Mr Madoff did not
move in the top circles of American
social life the parties dominated by
film celebrities, tycoons such
as Donald Trump or super rich donors such
as Sandy Weill,
the former Citigroup chief .His was a more intimate, less flashy group, according
to David Patrick Columbia the editor of NewYorkSocialDiary.com - a tightly – knit community centred on Upper East Side Synagogues and
charitable organisations.
Many of
these pious, often elderly, people looked to increase their
retirement nest-eggs without taking too
many risks and thought they
had found the holy grail in Mr Madoff ‘s
enviable record : he consistenly beat other fund managers and the market ,
year after year.
“This is a
community of affluent Jewish people
who basically socialise with each
other. They are very philanthropic and
all support each
other’s charities,” Mr Columbia
says. “Even though Mr Madoff was not
a top member of this community, his business made
him the man to
know. He
became an icon of financial
success for them.
But
after a few years, word of Mr Madoff’s ability to generate
steady returns, by employing
a seemingly simple
strategy of buying
shares In large companies and
selling options on the same names to mitigate risk, began spreading
beyond his inner circle. Yet
as more and more
people wanted in on
Mr Madoff’s outstandingly
consistent performance played
it cool . “He never pushed
investing with him: he would
turn people away sometimes
or tell them, ‘it
is not for you’,recalls Mr Gratande . “ That
all added to the
mystique and made
people want to get
in.”
Barbara Rosenthal, a
Palm Beach property agent, says Mr Madoff’s standing Was such that people felt “ you had to
be lucky for him to talk to you”,while another resident recalls
that many people joined
the country Club “ so they
could meet this guy”.
Experts on “ affinity frauds “ say the
strong demand for Mr
Madoff’s services and the fact
that many investors
were coming in
through “friends”- had a crucial
consequence : those who
did get in
felt they had a
special deal were
less inclined to ask
questions.
But as the friends and family
network became inadequate to statisfy
investor’s craving for a piece of
Mr Madoff’s miraculous returns, an
informal marketing system began
to take shape. In Palm Beach, one
of the main middlemen for Mr
Madoff’s Business was Robert Jaffe, according to several
investors. Dapper and well-spoken, Mr Jaffe got a number of
individuals and charities
to place their money with Bernard
Madoff Investment Securities
Mr Jaffe is the son-in-law of Carl Shapiro, founder of the Kay
Windsor clothing company and a
renowned Boston philanthropist. Mr
Shpiro’s foundation is believed to have lost nearly halft of its
$345m in assets and both he and his family are thought to have
suffered significant losses as
a result of the collapse of Mr Madoff ‘s firm.
There is no
suggestion that either Mr Jaffe
or any members of this family knew about
Mr Madoff ‘s alleged fraud. A
spokeswoman for Mr Jaffe did not return calls.
As
the years went by without
any sign of a dip in performance,
the tentacles Of Mr Madoff’s operations
began stretching beyond Palm Beach’s manicured
lawns And Manhattan’s skyscrapers. The long list of potential victims of his alleged actions includes Swiss and
Austrian private banks, hedge funds owned by large insurance
Companies such as
MassMutual’s Tremont Capital
Management, as well as famous Names such
as Fred Wilpon, owner of the New York Mets baseball team
Other high-profile investors,
such as
Mr Speilberg’s Wunderkinder
foundation And several charitable organisations that
now face ruin, went in through
the more traditional route of their long -
standing financial advisers.
Some
of the funds
that fed international
money into Mr Madoff’s operation Were run by well-known
financiers such as Walter Noel,
the founder of Fairfield Greenwitch Group. A Harvard-educated former banker ,Mr Noel had
the ability to reach investors
around the globe, partly thanks
to the help of Andres piedrahita, a well-connected banker who is Mr
noel’s son-in-law and runs Europe and latin America for Fairfield.
Fairfield, which is
the largest potential
victim of Mr Madoff’s
alleged fraud With s ome $7.5bn
invested in his
firm, declined to
comment.
Ascot Partners, a hedge
fund run by Ezra Merkin,
also chairman of
GMAC, General Motor’s former finance
arm now owned by Cerberus, the private
equity group,was also an
active recruiter of funds
for Mr Madoff’s enterprise. Ascot and Mr Merkin could not be reached
The
“feeder funds “, whose returns
were augmented by
billions of dollars
in loans from banks such
as HSBC and
Royal Bank of Scotland, had a powerful incentive to
persuade investors to
place money with Mr Madoff: lucrative returns. He forwent the standard 20 per cent cut on profits demanded
by most fund managers and, by and large , charged feeder funds
only commissions on trades
Crucially, not many of the
investors appear to have challenged
that unusual structure, let,
alone Mr Madoff’s suspiciously
good returns over
the years.
These who
did were less
than impressed with Mr Madoff’s answers. Jim Hedges an
asset manager, said that
when they met in the
late 1990s, Mr Madoff Was
unable to explain
his winning strategy “ He made
little conversation –he looked Interested
in ending the
meeting as soon as
possible,” says Mr hedges, who
decided against investing.
Another hedge fund expert recalls that
he once approached Mr madoff at a
Party and quipped
that this performance was too
good to be true. Mr Madoff chuckled and
replied :”A lot of people
say that.”
Now, as investors
contemplate the ruins
of the financial edifice he built, the Tragedy is that among
that “lot of people “, so
few paused to
ask them-selves why.
Sumber
: Fransesco Guevara, dan kawan-kawan,Financial Times 20-21 desember 2008, hal 8
Terjemahan:
Kasus
25 N ModOff
Tiada
pertanyaan yang diajukan
Skandal madoff. Pengembalian konsisten yang tinggi dan
luar biasa menimbulkan kecurigaan di beberapa investor tetapi banyak yang
menangguhkan ketidak percayaannya
Melihat kebawah dari langit manhattan diterangi
matahari dari pesawat amfibi yang membawa dia bekerja, Bernard Madoff pasti
merasa di puncak dunia.
Pada akhir 1980-an, ketika runtin pagi nya terlibat
penerbangan singkat dari Long Island ke East River, selemparan batu dari kantor
distrik keuangan New York, Mr Madoff adalah salah satu operator Wallstreet yang
sukses.
Seorang anggota terkemuka dari industry sekuritas
dengan ikatan yang mendalam dengan komunitas Yahudi kaya yang membagi waktu
antara New York dan Florida, Mr Madoff memiliki gaya hidup yang lebih dari
biasa dan hal ini bias dimaklumi dengan sentuhan penerbangan yang mewah.
Tapi setelah minggu lalu, ketika jaksa AS mengeluarka
pernyataan bahwa bias saja ini adalah penipuan terbesar yang pernah dilakukan,
tidak akan pernah ada lagiyang biasa bagi Mr Madoff yang berusia 70 thn.
Tidak akan ada pesawat amfibi setelah pengadilan
memerintahkan Mr Madoff untuk tunduk pada pemantauan elektronik dan tetap di
apartemennya di Manhattan sehari-harinya
dari jam 7 malam – 9 pagi. Pergilah pemujaan dari investor kaya yang
biasa mengemis “Bernie” untuk mengambil uang mereka diganti dengan kejutan
dan rasa sakit dari kerugian keuangan yang besar dan penghianatan dari
kepercayaan.
Sebagai rincian muncul dari “skema ponzi” yang diduga
telah menipu sampai $ 50 millyar (£33bn,€36bn) dari investor mulai dari HSBC,
bank raksasa inggris, badan amal Steven Spielberg, sutradara film, satu
pertanyaan sentral masih belum terjawab. Bagaimana mungkin Bernie menipu begitu
banyak investor dalam waktu yang lama?
Mereka yang pernah bertemu Mr Madoff selama karir yang
dimulai pada tahun 1960, Ketika ia dirikan perusahaan sekuritas dengan $ 5000
yang diperoleh dari penginstalan alat penyiram taman dan patroli pantai Long
island, berbicara tentang pribadi yang ingin menonjolkan diri “ hal terakhir
Bernie Madoff inginkan adalah Publisitas.” , Kata salah satu rekan
seperjalannya di pesawat amfibi di East River.
Ramah dan sopab juga tidak terlalu bhanyak bicara, Mr
Madoff Aktif di kegiatan social dan amal di Manhattan dan Palm Beach – Florida,
Kota yang berfungsi sebagai pintu keluar darurat untuk orang kaya New York
Namun meski kaya – ia memiliki kapal pesiar dan rumah
di palm beach dan Cap d’Antibes di perancis serta apartemen Upper East Side- Mr
Madoff tidak keluar dari komunitas orang kaya paruh baya yang berjiwa social. “
Dia adalah orang yang dermawan” kenang Charles Gradante, penasihat lembaga
keuangan, yang sering bertemu di Pertemuan Sosial Di Palm Beach. “ ketika aku
melihatnya di pesta cocktail, dia akan berada disudut dan investor
kadang-kadang akan pergi menemuinya. Dia tidak memiliki karismatik kehadiran,
ia tidak memancarkan percaya diri.”
Senio figliozzi, pemilik salon everglades di Palm
Beach, Memotong rambut dan member facial, manikur dan pedikur selama 17 tahun
tapi jarang mendengar-Nya berbicara tentang bisnis. Dia menggambarkan Mr Madoff
sebagai orang “yang sangat baik yang selalu sopan dan gentlemen” dan pemberi
tip standar 20 per sen
Namun dibali kepribadian masing-masing, Mr Madoff
menenun jaringan koneksi kompleks yang memikat investor lebih dan lebih
kedalamnya. Skema ponzi –Pengaturan piramida dinamakan setelah imigran italia
ke amerika dimana pertama kali melakukan
percobaan penipuan pada tahun 1920-an yang relative tidak canggih dalam
penipuan dimana Penyelenggara(organisasi) membayar Investor lama tidak dengan
keuntungan asli tapi dengan dan Investor baru. Penyidik menduga bahwa Mr Madoof
telah beroperasi dari setidaknya tahun 2005.
Jika dia memang melakukan penipuan, tidak ada
tanda-tanda, lebih dari 1 dekade. Mr madoff menambahkan perusahaan investasi ke
rumah broker dan kemudian pindah ke gedung pencakar langit yang tinggi kurus di
tengah kota yang dikenal sebagai gedung lipstick. Dengan reputasi sebagai
Pemimpin dalam menciptakan pasar – ditengah-tengah antara pembeli dan
penjual- di Nasdaq, pasar saham, ia
memimpin selama beberapa tahun, Mr madoff tidak biasa berpindah dari pialang ke
Berinvestasi.
Juga tidak aneh bahwa, sebagai seseorang seperti dia
yang merupakan orang penting dalam komunitas Yahudi, Mr madoff mampu menarik
teman-teman dan kenalan dalam masyrakat New York dan country club eklusif Palm
Beach
Untuk memastikan, Mr madoff tidak pindah ke kalangan
atas kehidupan social Amerika yang kalangannya didominasi oleh selebriti film,
para taipan seperti Donald Trump atau pendonor super kaya seperti Sandy weil, mantan
Direktur Citygroup. Dia secara lebih mendalam, kurang mencolok menurut David
Patrick kolumbia, editor dari NewYorkSocialDiary.Com-sebuah komunitas yang
berpusat pada rumah ibadah Upper East
Side dan Organisasi amal.
Banyak dari orang awam, seringkali orang tua mencari
untuk meningkatkan pension mereka dengan jalur amantanpa mengambil resiko
terlalu banyak dan berpikir bahwa mereka telah menemukan cawan suci dalam
catatan Bapak Madoff. Dia secara konsisten mengalahkan manajer keuangan dan
manajer pemasaran lainnya tahun demi tahun.
“ ini adalah komunitas orang-orang yahudi kaya yang
pada dasarnya bersosialisasi satu dengan yang lain. Mereka sangat dermawan dan
semua mendukung badan amal yang satu dengan yang lain,” kata Mr Columbia. “ meskipun Mr Madoff bukan Top
Member atau anggotapentinf komunitas ini, usaha-Nya nenbuat orang tahu dan
terkenal. Dia menjadi ikon keberhasilan financial bagi mereka.”
Tapi setelah beberapa tahun, kisah kemampuan Mr Madoff
untuk menghasilkan keuntungan yang stabil, dengan menggunakan strategi yang
tampaknya sederhana ayitu pembelian saham dari perusahaan besar dan memilih
menjual pada perusahaan yang sama besar untuk mengurangi resiko, mulai menyebar
ke luar dari dalam lingkarannya. Namun orang-orang karena semakin banyak orang
yang masuk dalam kinerja Mr Madoff yang luar biasa konsisten yang dimainkan
dengan tenang. “ dia tidak pernah mendorong orng untuk berinvestasi padanya;
dia kadang-kadang akan membuat orang berpaling atau memberitahu mereka, ‘ini
bukan untuk anda’, kenang Mr Gratande. “ Itu semua menambahkan suasan misyik
dan membuat orang semakin ini berinvestasi pada dia.
Barbara Rosenthal, seorang agen properti Palm Beach
berkata keberadaan Mr Madoff seperti “Anda
harus beruntung jika dia berbicara pada anda”, sementara yang lain mengatakan
bahwa banyak orang yang bergabung di Country club “agar mereka dapat bertemu
orang ini”. Ahli tentang “pendayaan penggabungan” (penipuan bergabung)
mengatakan permintaan yang kuat untuk mendapatkan layanan Mr Madoff – dan fakta
bahwa banyak investor yang dating denga kata “teman” – memiliki konsekuensi
penting : mereka yang telah masuk merasa mereka memiliki kesepakan khusus dan
cenderung kurang untuk meragukan.
Tetapi sebagai jaringan teman dan keluarga menjadi
cukup memadai untuk memuaskan keinginan investor untuk sepotong pengembalian Mr
Madoff yang ajaib, sebuah system marketing informai mulai terbentuk. Di Palm
Beach, salah satu perantara utama untuk bisnis Mr Madoff adalah Robert Jaffe,
menurut beberapa investor. Rapi –necis dan baik dalam berbicara, Mr Jaffe
mendapatkan beberapa orang dan Badan untuk menempatkan uang mereka dalam
investasi securitas Bernard Madoff.
Mr jaffe adalah menantu Carl Shapiro, pendiri
Perusahaan pakaian Kay Winsdsor dan seorang dermawan Boston yang terkenal.
Yayasan Mr Shapiro yang diyakini mendapatkan kerugian hampir mendekati setengah
dari $345m asset dan baik dia dan
keluarganya diperkirakan telah menderita kerugian yang signifikan sebagai
akibat runtuhnya perusahaan Mr Madoff.
Tidak ada petunjuk Mr Jaffe atau anggota keluarga ini
tahu tentang dugaan penipuan Mr madoff, Seorang juru bicara untuk Mr Jaffe
tidak menjawab.
Tahun-tahun berlalu tanpa adanya tanda-tanda yang
berlebihan dalam kinerja, tentakel dari operasi Mr Madoff mulai merenggang
melewati rumput terawatt di palm beach dan pencakar langit Manhattan. Daftar
panjang korban korban potensial dari dugaan tindakannya termasuk bank-bank
swasta Swiss dan Austria, lembaga keuangan yang dimiliki oleh perusahaan
asuransi besar seperti MassMutual Tremont Capital Management, serta nama
terkenal seperti Fred Wilpon, pemilik tim baseball New York Mets.
Investor yang memiliki profil tinggi seperti yayasan
Wunderkinder milik Mr Spielberg dan beberapa organisasi yang sekaranga
menghadapi kehancuran, yang masuk melalui rute tradisional dari aksi panjang
penasihat keuangan m ereka.
Beberapa dari dana yang dimasukkan kedalam operasi Mr
Madoff dijalankan oleh pemodal terkenal seperti Walter Noel, pendiri Greenwitch
Fairfield Grup, seorang lulusan Harvard yang juga mantan Bankir, Mr Noels
memiliki kemampuan untuk menjangkau investor di seluruh duni, sebagian berkat
bantuan Andrea Piedrahita, seorang banker yang memiliki hubungan baik yang mana
adalah menatu Mr Noel yang berkeliling eropa dan amerika latin untuk Fairfield.
Fairfield, yang merupakan korban potensial terbesar
dari dugaan kercurangan Mr Madoff dengan $ 7.5bn diinvestasikan keperusahaannya,
menolak untuk berkomentar.
Ascot partners, sebuah asuransi yang dikelola oleh
Ezra merkin, juga Ketua GMAC, mantan pengurus keuangan General Motor yang
sekarang dimiliki oleh Cerberus, kelompok ekuitas swasta juga merupakan
perekrut aktif dana untuk perusahaan Medoff. Ascot dan Mr merkin tidak bisa
ditemui.
“Dana
pengumpan”. Yang pengembaliannya ditambahkan dengan miliaran dollar dari
pinjaman bank seperti HSBC dan Royal Bank of Scotland, memiliki insentif yang
kuat untuk menarik investor untuk menempatkan uang di Mr Madoff. Pengembalian
yang menguntungkan. Ia mengambil standar 20 persen pada keuntungan yang diminta
oleh para manajer investasi, paling dan besar, dana pengumpan hanya hanya di
bebankan pada komisi perdagangan
Krusial, tidak banyak dari para investor tampanya
telah menantang struktur yang tidak biasa, membiarkan kecurigaan pengembalian
yang baik dari Mr Madoff selama bertahun-tahun.
Mereka
yang tidak kurang dari Terkesan dengan jawaban Mr Madoff. Jim hedges seorang
manajer asset, mengatakan bahwa ketika mereka bertemu di akhir 1990-an, Mr
Madoff tidak dapat menjelaskan strategi kemenangannya, “ dia membuat sedikit
percakapan- ia tampak ingin sesegera mungkin mengakhiri pertemuan tersebut.”
Kata Mr Hedges, yang memutuskan untuk tidak berinvestasi.
Pakar lembaga
keuangan lain mengatakan bahwa ia pernah mendekati Mr Madoff di pantao dan
menyindir bahwa kinerja ini terlalu bagus untuk jadi kenyataan. Mr Madoff
tertawa dan menjawab: “ banyak orang mengatakan seperti itu”.
Sekarang investor merenungkan reruntuhan bangunan
financial yang ia bangun , tragedynya adalah bahwa diantara “ banyak orang”,
berhenti sejenak untuk bertanya kepada diri mereka sendiri Mengapa
2.2 Tindakan Penipuan Investasi Bernard Madoff
-
Skema ponzi
Dimana adalah skema pyramid investasi dimana ia
melakukan penipuan dengan membayar investor lama dengan menggunakan uang
investasi dari investor yang baru bergabung, yang berjenjang seperti piramid
Skema ini dapat berjalan dengan adanya kepercayaan
dari investor untuk menyerahkan uang untuk investasi kepada perusahaan
securitas untuk waktu yang lama tanpa adanya penarikan dana yang besar secara
tiba-tiba
Madoff memberikan pengembalian yang sangat
menguntungkan sehingga orang-orang sangat menginginkan untuk berinvestasi pada
perusahaan nya tanpa tahu tindakan penipuan ini.
Skema ponzi ini dapat berjalan juga jika dalam waktu
yang singkat tidak ada penarikan uang investasi dalam jumlah yang besar,
sehingga perusahaan securitas yang melakukan skema ini dapat tetap memabayar
pengembalian.
Sampai pada titik dimana saat uang telah terkumpul dan
saat dimana investor yang ada mulai tidak bisa di bayarkan pengembaliannya maka
perusahaan securitas ini “lari dari tanggung jawab”
Melihat tindakan ini maka sebenarnya perusahaan
securitas Bernard Madoff tidak menginvestasikan dana yang ada pada
investasi-investasi yang ada atau pada usaha-usaha yang ada.
Bernard madoff memainkan suatu strategi bisnis yang
ampuh dimana ia dalam menjalankan perusahaan securitasnya ia menawarkan
pengembalian yang tinggi, dengan demikian maka investor akan mau untuk
melakukan investasi pada perusahaannya.
Bernard Madoff dapat melakukan hal ini karena pada
mula dari skema ponzi yang ia mainkan ia mampu membayar pengembalian. Hal ini
mungkin yang menjadi tolak ukur dari manajer keuangan suatu perusahaan dalam
melakukan investasi.
2.3 Manajemen Strategi dalam Menghadapi ancaman
Manajemen
Strategi merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan (company’s
strengths) dengan mengeksploitasi peluang bisnis (business opportunities) guna
mencapai tujuan perusahaan (company’s goals) yang sesuai dengan misi (mission)
yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan itu Wheelen dan Hunger (1995:7) mengartikan manajemen strategi (strategic management) “is the set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation“, artinya bahwa manajemen strategi merupakan suatu himpunan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang suatu perusahaan.
Untuk memahami konsep ini, berikut ini diuraikan komponen utama dan tahap manajemen strategi , yakni:
1. Analisis lingkungan bisnis untuk mendeteksi peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
2. Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
3. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas utama antara lain:
1. Menyiapkan strategi alternative,
2. Pemilihan strategi
3. Menetapkan strategi yang digunakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
1. Menetapkan tujuan tahunan
2. Menetapkan kebijakan
3. Memotivasi karyawan
4. Mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan, mengembangkan budaya yang mendukung strategi
5. Menciptakan struktur organisasi yang efektif,
6. Menyiapkan anggaran
7. Mengembangkan dan memberdayakan system informasi,
8. Menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi dan pengawasan kinerja nyata suatu perusahaan. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi.
Ada tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu:
1. meninjau ulang faktor internal dan eksternal saat ini
2. mengukur kinerja
3. mengambil tindakan korektif.
Berdasarkan model manajemen strategi versi Wheelen dan Hunger (1995:7), sesungguhnya sejak awal mereka membagi proses manajemen strategi ke dalam empat elemen dasar, yakni:
1. analisis lingkungan (environmental scanning)
2. perumusan strategi (strategy formulation)
3. implementasi strategi (strategy implementation)
4. evaluasi dan kontrol (evaluation and control)
Sehubungan dengan itu Wheelen dan Hunger (1995:7) mengartikan manajemen strategi (strategic management) “is the set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation“, artinya bahwa manajemen strategi merupakan suatu himpunan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang suatu perusahaan.
Untuk memahami konsep ini, berikut ini diuraikan komponen utama dan tahap manajemen strategi , yakni:
1. Analisis lingkungan bisnis untuk mendeteksi peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
2. Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
3. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas utama antara lain:
1. Menyiapkan strategi alternative,
2. Pemilihan strategi
3. Menetapkan strategi yang digunakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
1. Menetapkan tujuan tahunan
2. Menetapkan kebijakan
3. Memotivasi karyawan
4. Mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan, mengembangkan budaya yang mendukung strategi
5. Menciptakan struktur organisasi yang efektif,
6. Menyiapkan anggaran
7. Mengembangkan dan memberdayakan system informasi,
8. Menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi dan pengawasan kinerja nyata suatu perusahaan. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi.
Ada tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu:
1. meninjau ulang faktor internal dan eksternal saat ini
2. mengukur kinerja
3. mengambil tindakan korektif.
Berdasarkan model manajemen strategi versi Wheelen dan Hunger (1995:7), sesungguhnya sejak awal mereka membagi proses manajemen strategi ke dalam empat elemen dasar, yakni:
1. analisis lingkungan (environmental scanning)
2. perumusan strategi (strategy formulation)
3. implementasi strategi (strategy implementation)
4. evaluasi dan kontrol (evaluation and control)
JIka dikaitkan
dengan fungsi manajemen, maka komponen manajemen strategi sebenarnya mengikuti
siklus fungsi manajemen, yang diawali dengan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan hingga ke pengawasan. Dengan demikian, berdasarkan uraian tentang
komponen manajemen strategi di atas, maka pengertian manajemen strategi dapat
disimpulkan sebagai suatu kesatuan keputusan dan tindakan untuk menghasilkan
suatu formulasi dan implementasi rencana yang didisain dan terkontrol dalam
mencapai sasaran atau tujuan suatu perusahaan.
Dalam
kasus Madof dimana ia menggunakan skema ponzi yang adalah penipuan dimana ia
membayar pengembalian investor lama dengan uang dari investor baru, maka hal
ini adalah bukan tidak mungkin ia dapat membayar dengan pengembalian yang
tinggi dalam investasi yamh dimain kan perusahaan securitasnya.
Sehingga itu perusahaan dalam menjalankan perusahaan
perlu menerapkan strategi bisnis yang baik dan penerapannya dalam pengenalan
SWOT nya agar perusahaan dapat meminimalisasi kerugian yang dapat terjadi
Skema ponzi yang dijalankan oleh madoff sendiri memang
menggiurkan karena ia dapat memberikan pengembalian yang tinggi dimana jelas
hal ini jika dinilai dari segi keuangan jelas suatu investasi yang Benilai,
tetapi dalam hal pengambilan keputusan diperlukan suatu kepekaan akan adanya
ancaman dimana bisa saja terjadi penipuan, dimana sebagai pengambil keputusan
Manajer dapat mempertanyakan pengembalian yang luar biasa tersebut. Manajemen
dalam manajemen strategi di tuntut untuk dapat mengenali dan menganalisis dari
aspek-aspek internal dan eksternal, hal ini tentunya akan berpengaruh dalam
suatu pengambilan keputusan.
Bab 3
Penutup
3.1 kesimpulan
Manajemen strategi adalah proses untuk membantu
organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana
seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen
strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.
Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara
bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk
semakin kompetitif
Dalam pencapain tujuan manajemen
dimana agar perusahaan dapat mencapai tujuannya maka manjemen perlu menrepakan
strategi-strategi b isnis dalam berinvestasi. Pengenalan akan SWOT akan
berpengaruh,terutama dalam makalah ini adanya ancaman berupa penipuan investasi
yang dapat menyebabkan kebangkrutan suatu perusahaan atau suatu kerugian
financial yang cukup besar
3.2
saran
Manajemen
Strategi diperlukan dalam penentuan langkah-langkah strategis perusahaan,agar
perusahaan dapat melakukan suatu investasi yang bukan cuma menghasilkan profit
tapi Profit yang bernilai, dengan menganalisis keadaan internal-eksternal,
Kekuatan, kelemahan, Peluang, dan ancaman maka perusahaan dapat “MENCAPAI
TUJUAN”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar