Sabtu, 14 April 2012

STUDI KASUS madoff


Tugas
Manajemen Strategi
Studi kasus : 25 N
Madoff “No Questions asked”



kop stim yg benar
 
                                                        






Oleh
Kelompok 4
Nama
NIM
Dosen Wali
Ardjuna Sali saban
08 46 25
Drs. Nithanel Pandie, MM
Erny R Haba
08 46 18
Drs. Nithanel Pandie, MM
Fatmawati Bahren
06 46 61
Drs. Nithanel Pandie, MM
Frasiska hertita
10 47 86
Drs. Ec. Erly laukoli
Yohanes E. Beda
08 46 20
Drs. Nithanel Pandie, MM




Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
KUPANG
2011
Kata pengantar

Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategi Ibu Anggraeny Paridy SE, Msi yang memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini juga tak lupa pada teman-teman yang membantu secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Studi kasus 25-N dimana Mr madoff melakukan suatu tindakan penipuan investasi securitas di New York dan Florida, dan juga di bahan mengenai strategi bisnis yang digunakan dalam pencapaian tujuan perusahaan dalam hal ini strategi dalam menghadapi investasi yang akan dilakukan
Makalah ini di tujukan kepada masyarakat umum agar mengerti tentang manajemen strategi dan investasi securitas dan juga terlebih khususnya kalangan mahasiswa agar dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam akan Manajemen strategi. Dalam makalah ini penulis sadar akan adanya kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca 



Penulis,



Daftar isi

Halaman judul………………………………………………………………..
Kata pengantar……………………………………………………………….           i
Daftar isi……………………………………………………………………..           ii
Bab 1 pendahuluan…………………………………………………………..           1
1.1  latar belakang…………………………………………………..            1
1.2  Rumusan masalah………………………………………………           2
1.3  Tujuan………………………………………………………….            2
Bab 2 Pembahasan…………………………………………………………..            3
              2.1 Studi kasus……………………………………………………..           3
              2.2 Tindakan Penipuan Investasi Bernard Madoff………………..                10
              2.3 Manajemen Strategi dalam menghadapi ancaman……………....              11
Bab 3 Penutup………………………………………………………………             13
              3.1 kesimpilan……………………………………………………..             13
              3.2 saran…………………………………………………………..              13



                                                                       Bab 1
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt &  R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV) 

Sistem manajemen strategis adalah proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi secara terus menerus secara terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih untuk mencapai tujuan tertentu. Pada mulanya, sistem manajemen strategis bercirikan: mengandalkan anggaran tahunan, berjangka panjang dan berfokus pada kinerja keuangan. Penerapan sistem manajemen strategis yang demikian di banyak perusahaan swasta mengalami kegagalan. Manajemen biasanya didefinisikan sebagai fungsi manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses. Proses merupakan suatu cara sistematik yang sudah ditetapkan untuk melakukan kegiatan. Dengan merujuk pada definisi diatas, maka majemen berarti suatu proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Manajemen strategi diperlukan untuk mengetahui akan adanya ancaman penipuan dalam investasi dimana di bahas dalam makalah ini adalah kasus Bernard Madoff yang melakukan skema ponzi untuk menipu investor-investor.
       Salah satu implementasi dari manajemen strategi dimana perlu adanya pengambilan keputusan dalam menghadapi ancaman, untuk dipelajari apakah suatu investasi yang benilai sangat tinggi tersebut tidak mengandung suatu penipuan Karena jika manajemen mengambil keputusan untuk berinvestasi atas dasar kepercayaan, atas dasar keinginan(tergiur) dengan tingkat pengembalian yang besar tanpa menyadari adanya suatu tindakan penipuan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Manajemen strategi di perlukan sebagai sarana dalam mengambil keputusan strategis tersebut




1.2  Rumusan Masalah
-          Studi Kasus Mr. Bernard Madoff
-          Bagaimana Strategi Yang digunakan Bernard Madoff dalam melakukan penipuan investasi securitas
-          Apa yang dapat dilakukan Manajemen strategi dalam menghadapi Ancaman penipuan seperti yang dilakukan Bernard Madoff
1.3  Tujuan
-          Mengetahui Kasus Mr Bernard Madoff dengan penipuan investasi berbasis Skema Ponzi
-          Mengetahui tindakan dan strategi yang digunakan Mr madoff dalam melakukan penipuan securitas terhadap investor
-          Manajemen strategi dalam suatu pengambilan keputusan suatu investasi agar terlepas dari ancaman



















Bab 2
Pembahasan

2.1 Studi Kasus
KASUS 25N  : MADOFF NO QUESTIONS ASKED
            The Madoff scandal. High and unusually  consistent returns raised suspicions in some investors but let many more to suspend disbelief.
Looking down on a sunlit  Manhattan  skyline from the seaplane carrying him to Work, Bernard Madoff must have felt on top of the world.        
            In the late 1980s, when his morning routine involved a short  hop   from Long Island to the East River, a stone’s throw from his office in New York’s financial district, Mr Madoff was just another successful Wall Street operator.
            A prominent member of the securities industry with deep ties to the wealthy Jewish community that divides its time between New York and Florida, Mr Madoff Had an otherwise fairly ordinary lifestyle and could have been forgiven the  Extravagant touch of an aerial commute.         
            But after last week , when US prosecutors say he confessed to what could Be the largest fraud ever perpetrated, nothing will ever be ordinary again for  the 70-year-old Mr Madoff    
            There will be no more seaplanes after a court ordered Mr Madoff to submit to electronic monitoring  and remain in his manhattan duplex daily from 7pm to 9 am. Gone ,too,is  the adulation of  the  rich  investors who used to beg “Bernie” to take Their  money-replaced by  the shock and  pain of huge financial  losses  and  betrayal of trust.
            As  details  begin to  emerge of a “Ponzi scheme” that is alleged  to  have Swindled  up to $50bn (£33bn,€36bn) from investors ranging from  HSBC, the  giant UK bank, to  the charity  of Steven Spielberg, the film director, one central question Remains unanswered .How  could Bernie have duped  so many investors for so long?
            Those  who met  Mr Madoff during  a  career that  began  in 1960, when he Founded  his  securities  firm  with $5,000 earned  installing garden  sprinklers and patrolling  Long Island beaches, talk of a private, self-effacing man.”The last  thing Bernie  Madoff wanted was publicity,” says  one of his fellow  travellers on the East River seaplane.
            Affable  and  polite  but  not overly talkative, Mr Madoff  was active on the social and charity scenes  in  Manhattan  and Palm Beach -  the Florida town that  serves as an escape hatch for rich New Yorkes

            Yet  despite  his wealth – he owns a yacht and houses in palm Beach and  Cap d’Antibes in France as well as his Upper  East  Side   apartment – Mr Madoff did not stand  out  from the crowd  of well- off middle- aged  people with whom he socialised. “He  was low-key,” recalls  Charles  Gradante, a hedge fund  adviser who met  him regularly on the Palm Beach social  circuit.”When I saw him  at cocktail parties, he Would  be  in  the corner and investors  would sometimes go ever to him. He didn’t Have  a charismatic presence; he wasn’t exuding confidence.”
            Senio Figliozzi, owner of the Everglades Barber Shop in Palm Beach, cut  his hair and gave him facials, manicures and pedicures for 17 years but rarely heard Him  talk  about  business .He describes Mr Madoff as a “very nice  man  who was always  polite  and gentlemanly” and  tipped  the standard 20 per cent.
            But  behind that  everyman persona  Mr Madoff  weaved a complex  web of connections  that lured  more and more investors  into his fold .Ponzi schemes-Pyramid  arrangements  named  after  the  Italian immigrant  to the US who first attempted  the  scam  in the 1920s -  are relatively  unsophisticated  frauds  in  which the  organisers  repay  old  investors  not with genuine gains but with fund from  new investors. Investigators allege  that Mr Madoff’s  was  in  operation from at least  2005
            if he did  indeed  craft  one, there  were no outward signs when , more  than a dacade ago , Mr Madoff  added an investment  firm  to his brokerage  house and later moved to the  tall, thin midtown  skyscraper  known  as the  Lipstick  Building. With  a reputation as  a leading market-maker ─ the middle-man between  buyers  and  sellers - on  Nasdaq ,  the  stock market  he  chaired for  a few years, Mr Madoff  was not unusual  in moving from broking to investing.
            Nor  did  it  seem strange  that, as a self –made  man of a certain standing in the Jewish community , Mr Madoff’s should  tap  his friends  and  acquaintances  in  New York  society  and  Palm Beach’s  exclusive Country Club.
            To  be sure. Mr Madoff   did not move  in the top circles of American social life the parties dominated  by film  celebrities, tycoons  such  as Donald  Trump or  super rich donors  such  as  Sandy  Weill,  the  former  Citigroup chief .His was  a more intimate, less flashy group, according to David Patrick Columbia the editor of NewYorkSocialDiary.com -  a tightly – knit  community centred  on Upper East Side Synagogues  and  charitable  organisations.
            Many   of  these  pious, often  elderly, people looked to increase their retirement nest-eggs without  taking too many risks and  thought  they  had  found  the holy grail in  Mr Madoff ‘s  enviable  record :  he consistenly beat  other fund managers and the market , year  after  year.
            “This  is a  community  of affluent Jewish  people  who basically socialise  with each other. They are  very philanthropic  and  all  support  each  other’s charities,” Mr Columbia  says. “Even though  Mr Madoff  was not  a  top member  of this community, his business  made  him  the  man  to know.  He  became an icon  of financial success for them.
            But  after  a few years, word  of Mr Madoff’s ability  to generate  steady  returns, by  employing  a  seemingly  simple  strategy  of  buying  shares  In large companies and selling  options on  the same names  to mitigate risk, began  spreading  beyond his  inner  circle. Yet  as more  and  more  people  wanted  in  on Mr  Madoff’s  outstandingly  consistent  performance  played  it cool . “He never  pushed investing with him:  he  would  turn people away sometimes  or  tell  them, ‘it  is  not  for you’,recalls Mr Gratande . “ That all  added  to  the mystique  and  made  people  want  to get  in.”
            Barbara  Rosenthal, a  Palm  Beach  property agent, says Mr Madoff’s  standing Was such  that people felt “ you  had  to be lucky  for him  to talk to you”,while another resident  recalls  that many  people  joined  the country  Club “ so  they  could  meet this guy”. Experts  on “ affinity frauds “ say  the  strong  demand  for  Mr Madoff’s  services and  the  fact  that  many  investors  were  coming  in  through “friends”- had  a crucial consequence :  those  who  did  get  in  felt  they  had a  special  deal  were  less inclined  to  ask  questions.
            But as the friends  and family  network  became inadequate  to statisfy  investor’s craving  for  a piece of  Mr Madoff’s  miraculous  returns, an  informal marketing system began  to  take  shape. In Palm Beach,  one  of  the main middlemen  for  Mr Madoff’s Business  was  Robert Jaffe, according  to several  investors. Dapper  and  well-spoken, Mr Jaffe got a number  of  individuals  and  charities  to place their money  with Bernard Madoff  Investment  Securities
            Mr Jaffe is the son-in-law  of Carl Shapiro, founder of  the Kay  Windsor  clothing company  and   a renowned  Boston philanthropist. Mr Shpiro’s  foundation  is believed to have lost nearly halft of its $345m in assets and  both he  and his family are thought to  have  suffered  significant  losses as  a  result  of the collapse of Mr Madoff ‘s firm.
            There  is no  suggestion  that either Mr Jaffe or any  members of this family knew  about  Mr Madoff ‘s  alleged  fraud. A  spokeswoman  for  Mr Jaffe did not return calls.
            As  the  years went by  without  any sign  of a dip in performance, the tentacles Of  Mr Madoff’s operations began  stretching  beyond Palm Beach’s  manicured  lawns And  Manhattan’s  skyscrapers. The long  list of potential  victims of his alleged  actions includes Swiss  and  Austrian  private  banks, hedge funds owned by large insurance Companies  such  as  MassMutual’s  Tremont Capital Management, as well as famous Names  such as Fred Wilpon, owner of the New York Mets baseball team
            Other high-profile investors, such  as  Mr Speilberg’s Wunderkinder  foundation And  several  charitable organisations  that  now  face ruin, went in through the more traditional  route of  their long -  standing  financial  advisers.
            Some  of  the  funds  that  fed  international  money  into  Mr Madoff’s operation Were run by  well-known  financiers  such as Walter Noel, the founder  of  Fairfield Greenwitch Group. A  Harvard-educated former banker ,Mr Noel had the ability  to reach  investors  around the globe, partly  thanks to the help of  Andres  piedrahita, a well-connected banker who is Mr noel’s son-in-law and runs Europe and latin America for  Fairfield.
            Fairfield, which  is  the  largest  potential  victim of  Mr  Madoff’s  alleged fraud With s ome $7.5bn  invested  in  his  firm,  declined  to  comment.
            Ascot Partners, a  hedge  fund run  by Ezra Merkin, also  chairman  of  GMAC, General  Motor’s former  finance  arm  now owned  by Cerberus, the  private  equity group,was  also  an  active recruiter  of  funds  for  Mr Madoff’s  enterprise. Ascot and Mr Merkin could  not  be  reached
            The  “feeder  funds “, whose returns were  augmented  by  billions  of  dollars  in loans from  banks  such  as  HSBC  and  Royal  Bank of  Scotland, had a powerful incentive  to  persuade  investors  to  place  money  with Mr Madoff: lucrative returns. He forwent  the standard 20 per cent cut on profits  demanded  by most  fund managers  and, by and large , charged feeder funds only  commissions  on trades
            Crucially, not many  of  the investors appear  to have  challenged  that  unusual structure, let, alone  Mr Madoff’s  suspiciously  good  returns  over  the  years.
            These  who  did  were  less  than  impressed with  Mr Madoff’s answers. Jim Hedges  an  asset  manager, said  that  when  they  met  in  the  late 1990s, Mr Madoff  Was unable  to  explain  his  winning strategy “ He made little conversation –he looked Interested  in  ending  the  meeting  as soon  as  possible,” says  Mr hedges, who decided  against  investing.
            Another  hedge fund expert  recalls that  he once approached  Mr madoff  at  a Party  and  quipped  that this  performance was too good  to be true. Mr Madoff chuckled  and  replied :”A lot  of  people  say  that.”
            Now, as  investors  contemplate  the  ruins  of  the  financial edifice he built, the Tragedy  is that among  that “lot of people “, so  few  paused  to  ask  them-selves why.

Sumber : Fransesco Guevara, dan kawan-kawan,Financial Times 20-21 desember 2008, hal 8
Terjemahan:
Kasus 25 N ModOff
Tiada pertanyaan yang diajukan
Skandal madoff. Pengembalian konsisten yang tinggi dan luar biasa menimbulkan kecurigaan di beberapa investor tetapi banyak yang menangguhkan ketidak percayaannya
Melihat kebawah dari langit manhattan diterangi matahari dari pesawat amfibi yang membawa dia bekerja, Bernard Madoff pasti merasa di puncak dunia.
Pada akhir 1980-an, ketika runtin pagi nya terlibat penerbangan singkat dari Long Island ke East River, selemparan batu dari kantor distrik keuangan New York, Mr Madoff adalah salah satu operator Wallstreet yang sukses.
Seorang anggota terkemuka dari industry sekuritas dengan ikatan yang mendalam dengan komunitas Yahudi kaya yang membagi waktu antara New York dan Florida, Mr Madoff memiliki gaya hidup yang lebih dari biasa dan hal ini bias dimaklumi dengan sentuhan penerbangan yang mewah.
Tapi setelah minggu lalu, ketika jaksa AS mengeluarka pernyataan bahwa bias saja ini adalah penipuan terbesar yang pernah dilakukan, tidak akan pernah ada lagiyang biasa bagi Mr Madoff yang berusia 70 thn.
Tidak akan ada pesawat amfibi setelah pengadilan memerintahkan Mr Madoff untuk tunduk pada pemantauan elektronik dan tetap di apartemennya di Manhattan sehari-harinya  dari jam 7 malam – 9 pagi. Pergilah pemujaan dari investor kaya yang biasa mengemis “Bernie” untuk mengambil uang mereka diganti dengan  kejutan  dan rasa sakit dari kerugian keuangan yang besar dan penghianatan dari kepercayaan.
Sebagai rincian muncul dari “skema ponzi” yang diduga telah menipu sampai $ 50 millyar (£33bn,€36bn) dari investor mulai dari HSBC, bank raksasa inggris, badan amal Steven Spielberg, sutradara film, satu pertanyaan sentral masih belum terjawab. Bagaimana mungkin Bernie menipu begitu banyak investor dalam waktu yang lama?
Mereka yang pernah bertemu Mr Madoff selama karir yang dimulai pada tahun 1960, Ketika ia dirikan perusahaan sekuritas dengan $ 5000 yang diperoleh dari penginstalan alat penyiram taman dan patroli pantai Long island, berbicara tentang pribadi yang ingin menonjolkan diri “ hal terakhir Bernie Madoff inginkan adalah Publisitas.” , Kata salah satu rekan seperjalannya di pesawat amfibi di East River.
Ramah dan sopab juga tidak terlalu bhanyak bicara, Mr Madoff Aktif di kegiatan social dan amal di Manhattan dan Palm Beach – Florida, Kota yang berfungsi sebagai pintu keluar darurat untuk orang kaya New York
Namun meski kaya – ia memiliki kapal pesiar dan rumah di palm beach dan Cap d’Antibes di perancis serta apartemen Upper East Side- Mr Madoff tidak keluar dari komunitas orang kaya paruh baya yang berjiwa social. “ Dia adalah orang yang dermawan” kenang Charles Gradante, penasihat lembaga keuangan, yang sering bertemu di Pertemuan Sosial Di Palm Beach. “ ketika aku melihatnya di pesta cocktail, dia akan berada disudut dan investor kadang-kadang akan pergi menemuinya. Dia tidak memiliki karismatik kehadiran, ia tidak memancarkan percaya diri.”
Senio figliozzi, pemilik salon everglades di Palm Beach, Memotong rambut dan member facial, manikur dan pedikur selama 17 tahun tapi jarang mendengar-Nya berbicara tentang bisnis. Dia menggambarkan Mr Madoff sebagai orang “yang sangat baik yang selalu sopan dan gentlemen” dan pemberi tip standar 20 per sen
Namun dibali kepribadian masing-masing, Mr Madoff menenun jaringan koneksi kompleks yang memikat investor lebih dan lebih kedalamnya. Skema ponzi –Pengaturan piramida dinamakan setelah imigran italia ke amerika  dimana pertama kali melakukan percobaan penipuan pada tahun 1920-an yang relative tidak canggih dalam penipuan dimana Penyelenggara(organisasi) membayar Investor lama tidak dengan keuntungan asli tapi dengan dan Investor baru. Penyidik menduga bahwa Mr Madoof telah beroperasi dari setidaknya tahun 2005.
Jika dia memang melakukan penipuan, tidak ada tanda-tanda, lebih dari 1 dekade. Mr madoff menambahkan perusahaan investasi ke rumah broker dan kemudian pindah ke gedung pencakar langit yang tinggi kurus di tengah kota yang dikenal sebagai gedung lipstick. Dengan reputasi sebagai Pemimpin dalam menciptakan pasar – ditengah-tengah antara pembeli dan penjual-  di Nasdaq, pasar saham, ia memimpin selama beberapa tahun, Mr madoff tidak biasa berpindah dari pialang ke Berinvestasi.
Juga tidak aneh bahwa, sebagai seseorang seperti dia yang merupakan orang penting dalam komunitas Yahudi, Mr madoff mampu menarik teman-teman dan kenalan dalam masyrakat New York dan country club eklusif Palm Beach
Untuk memastikan, Mr madoff tidak pindah ke kalangan atas kehidupan social Amerika yang kalangannya didominasi oleh selebriti film, para taipan seperti Donald Trump atau pendonor super kaya seperti Sandy weil, mantan Direktur Citygroup. Dia secara lebih mendalam, kurang mencolok menurut David Patrick kolumbia, editor dari NewYorkSocialDiary.Com-sebuah komunitas yang berpusat pada  rumah ibadah Upper East Side dan Organisasi amal.
Banyak dari orang awam, seringkali orang tua mencari untuk meningkatkan pension mereka dengan jalur amantanpa mengambil resiko terlalu banyak dan berpikir bahwa mereka telah menemukan cawan suci dalam catatan Bapak Madoff. Dia secara konsisten mengalahkan manajer keuangan dan manajer pemasaran lainnya tahun demi tahun.
“ ini adalah komunitas orang-orang yahudi kaya yang pada dasarnya bersosialisasi satu dengan yang lain. Mereka sangat dermawan dan semua mendukung badan amal yang satu dengan yang lain,” kata  Mr Columbia. “ meskipun Mr Madoff bukan Top Member atau anggotapentinf komunitas ini, usaha-Nya nenbuat orang tahu dan terkenal. Dia menjadi ikon keberhasilan financial bagi mereka.”
Tapi setelah beberapa tahun, kisah kemampuan Mr Madoff untuk menghasilkan keuntungan yang stabil, dengan menggunakan strategi yang tampaknya sederhana ayitu pembelian saham dari perusahaan besar dan memilih menjual pada perusahaan yang sama besar untuk mengurangi resiko, mulai menyebar ke luar dari dalam lingkarannya. Namun orang-orang karena semakin banyak orang yang masuk dalam kinerja Mr Madoff yang luar biasa konsisten yang dimainkan dengan tenang. “ dia tidak pernah mendorong orng untuk berinvestasi padanya; dia kadang-kadang akan membuat orang berpaling atau memberitahu mereka, ‘ini bukan untuk anda’, kenang Mr Gratande. “ Itu semua menambahkan suasan misyik dan membuat orang semakin ini berinvestasi pada dia.
Barbara Rosenthal, seorang agen properti Palm Beach berkata keberadaan  Mr Madoff seperti “Anda harus beruntung jika dia berbicara pada anda”, sementara yang lain mengatakan bahwa banyak orang yang bergabung di Country club “agar mereka dapat bertemu orang ini”. Ahli tentang “pendayaan penggabungan” (penipuan bergabung) mengatakan permintaan yang kuat untuk mendapatkan layanan Mr Madoff – dan fakta bahwa banyak investor yang dating denga kata “teman” – memiliki konsekuensi penting : mereka yang telah masuk merasa mereka memiliki kesepakan khusus dan cenderung kurang  untuk meragukan.
Tetapi sebagai jaringan teman dan keluarga menjadi cukup memadai untuk memuaskan keinginan investor untuk sepotong pengembalian Mr Madoff yang ajaib, sebuah system marketing informai mulai terbentuk. Di Palm Beach, salah satu perantara utama untuk bisnis Mr Madoff adalah Robert Jaffe, menurut beberapa investor. Rapi –necis dan baik dalam berbicara, Mr Jaffe mendapatkan beberapa orang dan Badan untuk menempatkan uang mereka dalam investasi securitas Bernard Madoff.
Mr jaffe adalah menantu Carl Shapiro, pendiri Perusahaan pakaian Kay Winsdsor dan seorang dermawan Boston yang terkenal. Yayasan Mr Shapiro yang diyakini mendapatkan kerugian hampir mendekati setengah dari  $345m asset dan baik dia dan keluarganya diperkirakan telah menderita kerugian yang signifikan sebagai akibat runtuhnya perusahaan Mr Madoff.
Tidak ada petunjuk Mr Jaffe atau anggota keluarga ini tahu tentang dugaan penipuan Mr madoff, Seorang juru bicara untuk Mr Jaffe tidak menjawab.
Tahun-tahun berlalu tanpa adanya tanda-tanda yang berlebihan dalam kinerja, tentakel dari operasi Mr Madoff mulai merenggang melewati rumput terawatt di palm beach dan pencakar langit Manhattan. Daftar panjang korban korban potensial dari dugaan tindakannya termasuk bank-bank swasta Swiss dan Austria, lembaga keuangan yang dimiliki oleh perusahaan asuransi besar seperti MassMutual Tremont Capital Management, serta nama terkenal seperti Fred Wilpon, pemilik tim baseball New York Mets.
Investor yang memiliki profil tinggi seperti yayasan Wunderkinder milik Mr Spielberg dan beberapa organisasi yang sekaranga menghadapi kehancuran, yang masuk melalui rute tradisional dari aksi panjang penasihat keuangan m ereka.
Beberapa dari dana yang dimasukkan kedalam operasi Mr Madoff dijalankan oleh pemodal terkenal seperti Walter Noel, pendiri Greenwitch Fairfield Grup, seorang lulusan Harvard yang juga mantan Bankir, Mr Noels memiliki kemampuan untuk menjangkau investor di seluruh duni, sebagian berkat bantuan Andrea Piedrahita, seorang banker yang memiliki hubungan baik yang mana adalah menatu Mr Noel yang berkeliling eropa dan amerika latin untuk Fairfield.
Fairfield, yang merupakan korban potensial terbesar dari dugaan kercurangan Mr Madoff dengan $ 7.5bn diinvestasikan keperusahaannya, menolak untuk berkomentar.
Ascot partners, sebuah asuransi yang dikelola oleh Ezra merkin, juga Ketua GMAC, mantan pengurus keuangan General Motor yang sekarang dimiliki oleh Cerberus, kelompok ekuitas swasta juga merupakan perekrut aktif dana untuk perusahaan Medoff. Ascot dan Mr merkin tidak bisa ditemui.
 “Dana pengumpan”. Yang pengembaliannya ditambahkan dengan miliaran dollar dari pinjaman bank seperti HSBC dan Royal Bank of Scotland, memiliki insentif yang kuat untuk menarik investor untuk menempatkan uang di Mr Madoff. Pengembalian yang menguntungkan. Ia mengambil standar 20 persen pada keuntungan yang diminta oleh para manajer investasi, paling dan besar, dana pengumpan hanya hanya di bebankan pada komisi perdagangan
Krusial, tidak banyak dari para investor tampanya telah menantang struktur yang tidak biasa, membiarkan kecurigaan pengembalian yang baik dari Mr Madoff selama bertahun-tahun.
            Mereka yang tidak kurang dari Terkesan dengan jawaban Mr Madoff. Jim hedges seorang manajer asset, mengatakan bahwa ketika mereka bertemu di akhir 1990-an, Mr Madoff tidak dapat menjelaskan strategi kemenangannya, “ dia membuat sedikit percakapan- ia tampak ingin sesegera mungkin mengakhiri pertemuan tersebut.” Kata Mr Hedges, yang memutuskan untuk tidak berinvestasi.
Pakar  lembaga keuangan lain mengatakan bahwa ia pernah mendekati Mr Madoff di pantao dan menyindir bahwa kinerja ini terlalu bagus untuk jadi kenyataan. Mr Madoff tertawa dan menjawab: “ banyak orang mengatakan seperti itu”.
Sekarang investor merenungkan reruntuhan bangunan financial yang ia bangun , tragedynya adalah bahwa diantara “ banyak orang”, berhenti sejenak untuk bertanya kepada diri mereka sendiri Mengapa  
2.2 Tindakan Penipuan Investasi Bernard Madoff
-          Skema ponzi
Dimana adalah skema pyramid investasi dimana ia melakukan penipuan dengan membayar investor lama dengan menggunakan uang investasi dari investor yang baru bergabung, yang berjenjang seperti piramid
Skema ini dapat berjalan dengan adanya kepercayaan dari investor untuk menyerahkan uang untuk investasi kepada perusahaan securitas untuk waktu yang lama tanpa adanya penarikan dana yang besar secara tiba-tiba
Madoff memberikan pengembalian yang sangat menguntungkan sehingga orang-orang sangat menginginkan untuk berinvestasi pada perusahaan nya tanpa tahu tindakan penipuan ini.
Skema ponzi ini dapat berjalan juga jika dalam waktu yang singkat tidak ada penarikan uang investasi dalam jumlah yang besar, sehingga perusahaan securitas yang melakukan skema ini dapat tetap memabayar pengembalian.
Sampai pada titik dimana saat uang telah terkumpul dan saat dimana investor yang ada mulai tidak bisa di bayarkan pengembaliannya maka perusahaan securitas ini “lari dari tanggung jawab”
Melihat tindakan ini maka sebenarnya perusahaan securitas Bernard Madoff tidak menginvestasikan dana yang ada pada investasi-investasi yang ada atau pada usaha-usaha yang ada.
Bernard madoff memainkan suatu strategi bisnis yang ampuh dimana ia dalam menjalankan perusahaan securitasnya ia menawarkan pengembalian yang tinggi, dengan demikian maka investor akan mau untuk melakukan investasi pada perusahaannya.
Bernard Madoff dapat melakukan hal ini karena pada mula dari skema ponzi yang ia mainkan ia mampu membayar pengembalian. Hal ini mungkin yang menjadi tolak ukur dari manajer keuangan suatu perusahaan dalam melakukan investasi.

2.3 Manajemen Strategi dalam Menghadapi ancaman
Manajemen Strategi merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan (company’s strengths) dengan mengeksploitasi peluang bisnis (business opportunities) guna mencapai tujuan perusahaan (company’s goals) yang sesuai dengan misi (mission) yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan itu Wheelen dan Hunger (1995:7) mengartikan manajemen strategi (strategic management) “is the set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation“, artinya bahwa manajemen strategi merupakan suatu himpunan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang suatu perusahaan.
Untuk memahami konsep ini, berikut ini diuraikan komponen utama dan tahap manajemen strategi , yakni:
1. Analisis lingkungan bisnis untuk mendeteksi peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
2. Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
3. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas utama antara lain:
1.
Menyiapkan strategi alternative,
2. Pemilihan strategi
3. Menetapkan strategi yang digunakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
1. Menetapkan tujuan tahunan
2. Menetapkan kebijakan
3. Memotivasi karyawan
4. Mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan, mengembangkan budaya yang mendukung strategi
5. Menciptakan struktur organisasi yang efektif,
6. Menyiapkan anggaran
7. Mengembangkan dan memberdayakan system informasi,
8. Menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
 Evaluasi dan pengawasan kinerja nyata suatu perusahaan. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi.
Ada tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu:
1. meninjau ulang faktor internal dan eksternal saat ini
2. mengukur kinerja
3. mengambil tindakan korektif.
Berdasarkan model manajemen strategi versi Wheelen dan Hunger (1995:7), sesungguhnya sejak awal mereka membagi proses manajemen strategi ke dalam empat elemen dasar, yakni:
1. analisis lingkungan (environmental scanning)
2. perumusan strategi (strategy formulation)
3. implementasi strategi (strategy implementation)
4. evaluasi dan kontrol (evaluation and control)

JIka dikaitkan dengan fungsi manajemen, maka komponen manajemen strategi sebenarnya mengikuti siklus fungsi manajemen, yang diawali dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan hingga ke pengawasan. Dengan demikian, berdasarkan uraian tentang komponen manajemen strategi di atas, maka pengertian manajemen strategi dapat disimpulkan sebagai suatu kesatuan keputusan dan tindakan untuk menghasilkan suatu formulasi dan implementasi rencana yang didisain dan terkontrol dalam mencapai sasaran atau tujuan suatu perusahaan.           
Dalam kasus Madof dimana ia menggunakan skema ponzi yang adalah penipuan dimana ia membayar pengembalian investor lama dengan uang dari investor baru, maka hal ini adalah bukan tidak mungkin ia dapat membayar dengan pengembalian yang tinggi dalam investasi yamh dimain kan perusahaan securitasnya.
Sehingga itu perusahaan dalam menjalankan perusahaan perlu menerapkan strategi bisnis yang baik dan penerapannya dalam pengenalan SWOT nya agar perusahaan dapat meminimalisasi kerugian yang dapat terjadi
Skema ponzi yang dijalankan oleh madoff sendiri memang menggiurkan karena ia dapat memberikan pengembalian yang tinggi dimana jelas hal ini jika dinilai dari segi keuangan jelas suatu investasi yang Benilai, tetapi dalam hal pengambilan keputusan diperlukan suatu kepekaan akan adanya ancaman dimana bisa saja terjadi penipuan, dimana sebagai pengambil keputusan Manajer dapat mempertanyakan pengembalian yang luar biasa tersebut. Manajemen dalam manajemen strategi di tuntut untuk dapat mengenali dan menganalisis dari aspek-aspek internal dan eksternal, hal ini tentunya akan berpengaruh dalam suatu pengambilan keputusan.
Bab 3
Penutup

3.1 kesimpulan
          Manajemen strategi adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif
          Dalam pencapain tujuan manajemen dimana agar perusahaan dapat mencapai tujuannya maka manjemen perlu menrepakan strategi-strategi b isnis dalam berinvestasi. Pengenalan akan SWOT akan berpengaruh,terutama dalam makalah ini adanya ancaman berupa penipuan investasi yang dapat menyebabkan kebangkrutan suatu perusahaan atau suatu kerugian financial yang cukup besar
3.2 saran
Manajemen Strategi diperlukan dalam penentuan langkah-langkah strategis perusahaan,agar perusahaan dapat melakukan suatu investasi yang bukan cuma menghasilkan profit tapi Profit yang bernilai, dengan menganalisis keadaan internal-eksternal, Kekuatan, kelemahan, Peluang, dan ancaman maka perusahaan dapat “MENCAPAI TUJUAN”.